Evaluasi Pelaksanaan Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) di Wilayah Puskesmas

Pencapaian target MDG,s tahun 2015 serta menurunkan AKI dan AKB, dicanangkanlah gerakan Indonesia Sehat 2010 dengan membentuk desa siaga. Perwujudan desa siaga adalah dalam rangka mempercepat pencapaian desa sehat. Kriteria desa sehat adalah minimal memiliki Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Hasil pra survey yang dilakukan penulis pada bulan Agustus 2009 terhadap 2 dari 13 Poskesdes di Puskesmas Sukaraja Nuban Kabupaten Lampung Timur, dimana hari buka pelayanannya hanya 2 hari dalam seminggu dengan waktu buka dari pukul 09.00 WIB – 12.00 WIB. Kegiatan utama yang dilakukan dari ke-2 Poskesdes tersebut hanya pelayanan pengobatan medis dasar sehingga terkesan Poskesdes adalah miniaturnya Puskesmas, yang seharusnya kegiatan Poskesdes adalah setiap hari dan dari 2 desa tersebut  masih terdapat kejadian luar biasa (KLB) DBD, adanya 7 kasus gizi buruk, dan 1 balita gizi buruk meninggal dunia.
Tujuan Penelitian adalah mengetahui evaluasi pelaksanaan kegiatan Poskesdes dilihat dari segi input, proses dan output. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan disain penelitian evaluasi yaitu untuk menilai suatu program yang sedang atau sudah dilaksanakan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Poskesdes  yang ada di wilayah Puskesmas XXX, sedangkan sampelnya adalah total populasi, teknik pengumpulan data dengan wawancara bidan Poskesdes dengan alat pengumpul data dengan cheklist, cara ukur dengan lembar observasi, analisis data secara univariate
Hasil penelitian variabel input menunjukkan dari 13 Poskesdes yang ada, 84,6% mempunyai kader ≥ 2 orang yang telah dilatih, 100 % tenaga kesehatan di Poskesdes adalah bidan yang telah dilatih, 100% Poskesdes dilakukan pembinaan oleh petugas puskesmas, sarana yang belum tersedia adalah sarana komunikasi yaitu baru mencapai 61,5% dan sarana transportasi baru mencapai 7,3%. Semua Poskesdes telah mempunyai tempat pelayanan dan dana operasional. Hasil penelitian variabel proses diperoleh hasil yaitu frekuensi pertemuan forum kesehatan masyarakat desa yang terbanyak adalah sebulan sekali yaitu 12 Poskesdes (92,3%), namun hanya 1 (7,7%) Poskesdes yang frekuensi hari buka dan jam pelayanan setiap hari dan selama 24 jam, diperoleh pula variabel output pelaksanaan Poskesdes yaitu cakupan K4 ≥ 90% sebanyak 76,9 % Poskesdes, cakupan persalinan  ≥ 90 %  sebanyak 61,5% Poskesdes cakupan KN2 ≥ 85 %  sebanyak 61,5% Poskesdes, cakupan BBLR ≥ 85 %  sebanyak 100 % Poskesdes, cakupan bayi dan anak balita berat badan tidak naik ditangani ≥ 90 %  sebanyak 61,5% Poskesdes, cakupan balita gakin umur 6 – 24 bulan yang mendapat MP-ASI ≥ 90 %  sebanyak 53,8% Poskesdes, cakupan imunisasi lengkap ≥ 90 %  sebanyak 84,6 % Poskesdes, cakupan pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo < 24 jam  ditangani ≥ 45 %  sebanyak 53,8% Poskesdes, cakupan keluarga yang mempunyai jamban ≥ 90 %  sebanyak 53,8% Poskesdes, cakupan keluarga yang dibina sadar gizi ≥ 90 %  sebanyak 69,2% Poskesdes, cakupan keluarga menggunakan garam beryodium ≥ 90 %  sebanyak 100 % Poskesdes, Poskesdes yang mempunyai visualisasi data kesehatan lingkungan sebanyak 92,3%
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Poskesdes di Puskesmas Sukaraja Nuban secara umum sudah cukup baik namun perlu upaya peningkatan sarana yaitu sarana komunikasi dan transportasi, membuka Poskesdes setiap hari selama 24 jam dan peningkatan cakupan penanganan gawat darurat serta KLB dalam tempo kurang dari 24 jam
Kata Kunci : Evaluasi, Poskesdes
Daftar Bacaan : 21 (2001 – 2009)

Tinggalkan komentar